Liputan6.com, Medan - Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Medan 2019 tak hanya diisi oleh pabrikan otomotif saja. Perusahaan negara seperti PLN rupanya ikut memamerkan becak motor listrik.
Pengembangannya dilakukan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas HKBP Nommensen yang didukung PLN. Kehadirannya menjadi salah satu usaha untuk mensosialisasikan kendaraan listrik kepada masyarakat, khususnya di Kota Medan. Bentor sengaja dipilih karena transportasi publik ini cukup dikenal. Selain itu, menurut Rohansen Barus, tim pengembang dari Universitas HKBP Nommensen, ia memiliki daya tarik yang cukup kuat.
Becak motor listrik (Oto.com)
“Wujud bentor ini lebih bisa diterima masyarakat. Mereka sudah familier. Kalau misal kami hadirkan motor saja, misalnya, kurang memberikan efek penasaran,” terangnya di Medan, Kamis (24/10).
Dengan memanfaatkan motor elektrik yang sudah dipasarkan di Tanah Air, tim pengembang memodifikasinya menjadi bentuk bentor. Setidaknya dana dihabiskan mencapai Rp 30 jutaan, yang ditanggung seluruhnya oleh PLN. Sebenarnya produk yang dipajang merupakan edisi kedua dengan wujud yang telah disempurnakan dan bobot dipangkas.
“Kami sudah buat 10 unit (becak motor listrik). Untuk generasi pertama itu kurang efisien, terlalu berat dan keluar biayanya terlalu banyak. Model baru lebih baik,” jelasnya.
Performa
Menjadi transportasi yang ditujukan untuk mengangkut penumpang atau barang, tentu dibutuhkan performa yang mumpuni. Klaimnya, bentor listrik yang ditenagai baterai 2 kWh itu, mampu dikendarai sejauh 60 kilometer (dari posisi energi penuh sampai habis). Untuk pengisian sumber daya masih terbilang cukup lama, sekitar 4 jam dengan memanfaatkan fasilitas pengisian dari PLN atau di rumah.
“Sudah dilakukan pengujian di jalan. Baik itu tidak atau membawa beban. Kami sendiri membawa unit dari universitas ke acara ini langsung,” ungkapnya.
Teknologi Panel Surya
Inovasi yang dilakukan tim pengembang, Universitas HKBP Nommensen bersama PLN, tidak berhenti sampai di sini. Rohansen mengaku, pihaknya tengah berupaya memanfaatkan teknologi panel surya. Tujuannya untuk mengeliminasi pengisian daya konvensional, sehingga kendaraan bisa terus digunakan secara kontinyu.
“Rencananya kami membuat photovoltaic (panel surya), jadi tidak perlu charging lagi, kita menggunakan tenaga matahari untuk menyuplai tenaga ke baterai. Ini kan kelemahannya kita butuh waktu lama untuk mengisi daya. Panelnya dipasang di atas bodi becak,” terangnya.
Walau begitu, ia mengaku pihaknya masih terkendala pemasangan panel. Soalnya, untuk bisa menyuplai baterai 2 kWh masih membutuhkan perangkat yang berukuran besar. “Jadi tidak efisien, kami sedang berusaha membuatnya lebih kecil, tapi punya suplai tenaga besar,” tutupnya.
Sumber:
https://www.liputan6.com/otomotif/read/4096107/becak-motor-listrik-karya-mahasiswa-mejeng-di-giias-medan-2019
コメント